Friday, November 25, 2011

'suki dake ja wakaranai' [ i dont know why i like you ]

aku ingin mengetahui sesuatu, bukannya aku ingin ikut campur dengan urusanmu aku hanya ingin mengenalmu lebih jauh. Tapi apakah kau mengizinkannya?? aku tak pernah tahu

Yang aku tahu hanya aku menyukaimu, aku tidak tahu bagaimana aku bisa menyukaimu. Walaupun aku belum pernah bertemu denganmu lagi, tapi perasaan ini mengatakan bahwa aku masih menyukaimu. Ingin mendengar kabar darimu, ingin mendengar suaramu, ingin bertemu denganmu, ingin bersamamu dan aku merindukanmu

aku meraskan ini untukmu, walaupun aku tak tau mengapa aku menyukaimu. Tapi, apakah perlu alasan yang jelas untuk bisa menyukai, mencintai seseorang???

yang harus kau tau adalah kau merasa nyaman dan aman saat bersamanya. Menangis, tertawa, bercanda, menapaki hidup bersama.

Hidup adalah dimana kau mencari kebahagiaan yang tersembunyi dibalik kesedihan. Cinta adalah dimana kau menerima semua keadaan yang ada, kekurangannya, masa lalunya, semua tanggungannya, mensyukuri apa yang sudah ada dan berjalan bersama disaat senang ataupun saat air mata tidak bisa dibendung lagi

Berkata aku menyukaimu tapi aku bahkan tidak mengetahui apa yang kau pikirkan tentangku, aku belum berani mengatakan....
........ 'I Love You'

Monday, November 21, 2011

My feeling

i want you to know that i miss you so much, i dont know what to do. 'bogoshipoyo' that i write to you today, that 'boshipoyo' meaning is 'i miss you', and i hope this feeling reaching you...

Jepun

Look, now they blooming again.... :)

Sunday, November 20, 2011

Jepun

 this is for last year, they blooming so preetttyy... :)



Gadis ; part 3

seorang gadis menangis, ia melihat gadis kecil yang paling disayanginya berlumuran darah ditangannya sendiri. Bau amis mencekik tenggorokkannya, kepalanya terasa berputar, ia mendengar suara tetasan dan aliran darah yang terus mengalir ditubuh sang gadis kecil. 

Haruskah aku menangis?? Haruskah aku meneteskan air mata untuknya?? tanya sang gadis kepada dirinya sendiri.

Menopang sendiri dosanya, menanggung sendiri perbuatannya, sang gadis tahu hal itu. Yang ia pertanyakan adalah apa yang sudah ia lakukan sampai gadis kecil itu berlumuran darah, sekarat. Ia meatap gadis kecil itu, matanya bertemu dengan mata gadis kecil itu, bertatapan. Sang gadis masih bisa mendengar desahan berat nafas gadis kecil itu, bunyi paru-parunya yang telah terobek, darah mengalir dan terus mengalir.

Sang gadis tidak dapat bergerak ketika ia menatap mata gadis itu, beringsut beranjak pergi sang gadis tak ingin menatapnya lagi. Nafasnya sudah terputus-putus serasa sudah berlari maraton sendirian. Sang gadis berfikir Mundur.... Mundur....Munduuuuuurrrrrrr......

Di dalam pikirannya yang lain ia berkata Bunuh.... Bunuh... Bunuh....
tanpa ada keraguan, Bunuh... Mati... Mati.... Membusuk...

Ia bingung dengan pikirannya, apa aku sudah Gila??!! pikirnya kemudian 'tidak, aku tidak gila! aku hanya berada ditempat dan waktu yang salah bersamanya. Jangan.... bukan aku.... pergi kalian... kalian yang membunuhnya.... kalian yang menusuknya dengan tongkat panjak tak terlihat, bahkan kalian sendiripun tak terlihat.... pergiiii...!! jangan muncul dihadapannku...!! Mati Kalian...!! MaaaaaaaTiiiiiiiii.........!!!!!!

Friday, November 18, 2011

Perjalanan ; lembar 2

siang ini gelap,
awan menutupi langit cerah dengan gelapnya, hujan
meringkuk ditutupi selimut di atas kasur dingin,
sendiri, merindu sang kekasih,
kaku punggungnya dipeluk oleh alam,
hangat hatinya dipeluk oleh cinta,
dinginnya hawa hujan tidak dapat menyelip,
tubuhnya kurus masih menunggu sang kekasih,
wajahnya tertutupi kain basah terkena keringat sakitnya,
sang kekasih tak kunjung datang,
hingga alam lebih memeluk jasadnya, kaku
angin mengantarkannya ketempat kekasihnya,
ia pun tertidur pulas disamping kekasihnya yang sudah lebih dulu tertidur dirumah alam,

Monday, November 14, 2011

Perjalanan ; lembar 1

gelap ini adalah jalan menuju pencerahan,
terang ini masih ada walupun hanya sedikit,
terseok jalannya ketika ingin menggapai cahaya,
sesak nafasnya saat besi menghujam tubuhnya,
teredam suaranya ketika darah keluar dari tubuhnya, mengalir
bernafas pelan ketika secercah cahaya menyinari, redup
jalannya begitu terjal, kakinya ikut berdarah
tubuhnya yang terluka masih mengeluarkan darah, perih
jantungnya berdegub kencang kurang asupan, lemah
ia terduduk lemas, menunggu
ia melihat perbuatannya di hadapannya, hidup
ia menatap kelakuannya, dosa
nafasnya sudah pendek,
matanya berair tak bisa melihat dengan jelas, menetes
pikirannya masih bekerja, memutar ulang
ia memejamkan matanya, berdoa
ia melihat kehidupannya lagi, penyesalan
ada yang bersinar terang memenuhi pelupuk matanya, kepasrahan
cahaya itu menembus matanya, hatinya
terang,
putih,
mengkilap,
segalanya ringan seperti terbawa angin, kesiapan
yang kemudian mati....

Sunday, November 13, 2011

Gadis ; part 2

Seorang gadis bangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah, meletakkan tangannya di wajah. Jantungnya berdegup kencang, matanya yang tersembunyi diantara kedua tangannya terlihat kelopak matanya terbuka sedikit, tatapan mata gadis itu kosong. Pelan ia menurunkan tangannya, gemetaran matanya terbelalak, ia melihat kedua telapak tangannya seolah ada sesuatu yang membuatnya susah bernafas. Keringat dingin keluar dari pelipisnya, menuruni wajahnya dan jatuh. Gadis itu masih merasakan sesuatu yang terjadi saat ia tidur.


......Gadis itu melihat wajah seorang gadis kecil yang ia kenal tersenyum padanya, gadis itu mirip dengannya, gadis kecil itu mengajaknya kemudian berbalik dan berjalan didepannya. Angin membelai rambut gadis kecil itu saat ia berlari kecil,  kemudian menyapa wajah sang gadis yang berjalan pelan dibelakangnya. Gadis kecil itu berhenti, menunggu sang gadis menyamainya. Melihat gadis kecil yang tiba-tiba berhenti, ia pun ikut berhenti dari jalannya. Ia memandangnya dan terus memandangnya, terlihat samar dan semakin samar. Mata gadis itu semakin kabur kemudian jelas kembali ketika ia medengar suara jeritan, dan ia melihat gadis kecil itu sudah terkapar penuh darah di hadapannya. Tetesan-tetesan darah jatuh dari kedua tangannya, ia melotot penuh kengerian ketika ia dapat mendengar tetesan darah yang jatuh dari tangannya, bau amis darah yang memenuhi seluruh pernafasannya. Gadis itu lemas, jatuh terduduk dari posisinya.

Mata gadis kecil itu menatapnya sendu, suara nafasnya terdengar lambat. Gadis kecil itu menggerakkan tangannya setinggi yang ia mampu dan memegang tangan sang gadis yang berlumuran darah. Gadis itu terkejut ketika ia melihat tangan gadis kecil itu menyentuh tangannya, seketika ia mengangkat tangannya menjauhi sentuhan gadis kecil itu. Gadis itu mundur, ia menelan air liurnya, menjauhi tubuh gadis kecil itu dengan badan yang seluruhnya gemetaran. Mulut gadis kecil itu membuka dan menutup seperti berbicara, tapi sang gadis tidak dapat mendengarnya.

Gadis itu terus menjauhi tubuh gadis kecil itu, tapi mata gadis itu terus menatapnya, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya. Tubuhnya menjadi kaku, nafasnya tercekik, dadanya terasa sesak, keringat dingin sudah membasahi tubuhnya, ia tidak bisa mendengar apapun bahkan degup jantungnya sendiri. Gadis itu terkapar tak berdaya, ia ingin pergi, saat ia mencoba untuk bangun. Tiba-tiba mata gadis itu berada dihadapannya......


Kembali gadis itu merasakan hentakan didadanya, tubuhnya basah oleh keringat. Ia terengah-engah, air matanya menetes, dadanya terasa ditusuk, ia mengerejap melihat ke kanan dan ke kiri panik, kemudian ia  sadar bahwa dirinya ada didalam kamarnya. Gadis itu kemudian menghempaskan tubuhnya di kasur, dan mengatur nafasnya. Ia menyembunyikan matanya dengan lengan tangannya, dibalik lengan itu air matanya menetes melewati pipinya.

bisakah kalian membayangkannya???

Gadis ; part 1


Gelap telah menggantung dilangit, seorang gadis duduk diatas kasurnya. Membuka jendela dan menatap langit, cahaya bulan hanya terlihat samar dan bintangpun dapat dihitung, karena awan sedang menutupi langit malam ini. Angin malam menyapa sang gadis dengan hembusannya yang halus, memeluk tulang.

Sang gadis memejamkan matanya, menghirup udara dingin itu dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan. Ia menangkap desiran angin, suara tetesan air, gesekan pelan pohon-pohon, suara langkah kaki binatang, suara decakan cicak, dengkuran. Suara-suara itu menjadi satu, membuat iramanya sendiri, suara ramai dari heningnya malam. Saat itu lah malam sedang bernyanyi, menyanyikan lagu alam yang menenangkan dan menghantarkan lagu tidur untuk kita.

Sang gadis membuka matanya dan tersenyum, kemudian ia menutup jendela kamarnya tapi ia membiarkan jendela nako yang ada terbuka sedikit. Ia beringsut dari duduknya dan melingkarkan tubuhnya di dalam selimut, sedangkan sang angin memasuki kamar itu menyampaikan nyanyian malam kepada sang gadis. Sang gadis pun tidur terlelap.