Sunday, February 26, 2012

Yang 'Mereka' Katakan

'...mereka mengatakan, yang di dalam hidup ketika kehidupan jiwanya telah habis...'

ini adalah sebuah perjalanan antara jiwa mu dan hidup mu, jalan yang kau tapaki membuat jalurnya tersendiri. membuat mu ingin terus menorekan cerita tentang jiwa mu, semua tercapai hingga jiwa mu telah habis tapi keyakinan mu akan adanya jiwa yang kembali membuatmu bisa bangkit untuk berjalan lagi.

'...dan mereka katakan lagi, yang ada di hati ini hanyalah kehidupan Tuhan, hati Tuhan, perasaan Tuhan, yang akan selalu mencari Tuhan...'

ketika semuanya bisa terpecahkan, pilihan dalam hidupmu akan terus berlanjut. kemanakah langkah kaki ini akan menapak? kemanakah jalannya yang pernah terbagi menjadi puluhan pilihan yang membuatnya cemas untuk melangkah yang akhirnya ia tenggelam dalam kesendirian. terdiam dan hanya melangkah dengan hatinya meragu, kemana hatinya yang dulu sangat kuat? kemana perasaannya yang tidak kenal menyerah? kemana jiwanya yang telah bangkit untuk berjalan lagi? kembali ia menapaki jalannya kembali kepada Tuhan nya..

Friday, February 17, 2012

Dia

melirik nya ketika ia berdiri di sini, aku terdiam
menoleh menatap wajahnya yang penuh rasa ingin tahu, aku tetap terdiam
memutar tubuh ku untuk melihat sosoknya yang dipenuhi oleh rasa kesiapan, aku menghela nafas
melihatnya merentangkan sayapnya, aku takjub
menatap dengan dalam ke arah senyumannya, aku terpesona
menutup kedua mataku, aku berdoa
mendengar kepakan sayapnya, aku terbangun
melihatnya lagi,
menatapnya lagi dan lagi,
mendengar kepakan sayapnya sekali lagi,
tanpa mengedipkan mata aku merasakannya terbang,
ke tempat dimana impian itu menunggunya.

Thursday, February 16, 2012

Cerita Tentang Seorang Gadis

Wajahnya merah, membengkak, entah sudah berapa lama gadis itu terduduk di tempat itu sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Suara isak tangis terdengar mengalun lembut hampir tak terdengar, tangannya basah penuh dengan air mata, tubuhnya gemetar, bajunya terlihat terkoyak.

Angin menyapanya lembut dan bertanya 'apakah kau baik-baik saja sahabatku?' tapi sang gadis masih terus terisak tidak menjawab pertanyaan sang angin, ia melepaskan tangan kanan nya dari wajah nya, mencari sesuatu di dalam tas nya. Cermin, ia mengeluarkan cermin dari dalam tas nya, ia berkaca, melihat wajahnya yang merah, matanya yang besar masih mengeluarkan air mata, gadis itu menelan ludahnya, wajahnya berubah seakan ia melihat setumpuk sampah yang mengeluarkan bau tak sedap ketika ia melihat bayangan wajahnya dicermin. Gadis itu mengerutkan kening nya, menggigit bibirnya, cairan berwarna merah kental terlihat di bibirnya, ia masih bercermin.

Gadis itu melihat dirinya sekali lagi dan tersenyum miris, matanya terlihat lelah. Ia tertawa dan menangis, mengingat seorang lelaki yang menyelipkan tangannya dengan paksa kepada dirinya dan tanpa ada wajah penyesalan atau pun kasihan lelaki itu melemparkan uang ke wajahnya dan berkata 'jangan menatap ku dengan wajah seakan aku adalah pria jahat, bukankah kau sudah terbiasa dengan hal ini!' ucap nya sambil meludah dan meninggalkannya termakan gelapnya cahaya kota. Gadis itu menatap bulan yang tak terlihat, air matanya masih mengalir melewati pipi nya yang elok. Ia takjub akan dirinya sendiri bisa berjalan sampai di sini.

Cahaya lampu yang menyinari jalan sepi itu bertanya-tanya 'apakah gadis itu baik-baik saja?' ia selalu melihat sang gadis berjalan bersama seorang laki-laki yang berbeda setiap harinya, tapi hari ini gadis itu berjalan sambil menangis dan ia jatuh terduduk di dekat sang lampu dengan keadaan yang lebih menyedihkan, semua alam di sekeliling lingkungan tahu tentang kisah nya, kami sangat prihatin dengan keadaannya, sendiri, kesepian, terbuang, tak terlihat, tak bersuara. Semakin lama kami melihat semakin kami merasakan bahwa gadis itu semakin  kehilangan jiwanya.

Tapi semua alam sadar bahwa gadis itu merindukan kasih sayang, merindukan pelukan, merindukan hati, merindukan perasaan, dan merindukan Mu Tuhan.