Tuesday, March 13, 2012

'Mereka yang Menusukku...'

inikah yang ada di dalam pikiran mereka?
hal apakah yang mereka tak ingin aku ketahui?
mereka katakan ini untuk menghormati ku,
mereka katakan ini untuk kebaikan ku,
mereka katakan 'maaf' setelah semuanya terjadi,
mereka katakan ini bukan salah mereka,



aku menatap lembaran-lembaran kertas yang berserakan dilantai,
bercak bercak merah kental menempel di sekitar lantai, dinding, baju dan wajah
tapi aku melihat cairan merah pekat itu masih terus mengalir pelan, bergenang di sekitar kepalanya,
mereka mengeluarkan dua lembar kertas dari sebuah amplop berwarna coklat,
salah satu dari mereka mendekatinya, meraih tangannya, memegang ibu jarinya, kemudian menekankan ke kertas itu,
cap ibu jari berwarna merah tinta yang bercampur dengan darah,
aku melihat kertas itu dan yang tertulis adalah surat kuasa,
kemudian, satu persatu mereka meninggalkan ruangan itu,
meninggalkannya yang masih bisa bernapas kehabisan darah,

anak laki-laki itu tergeletak tak bergerak ketika 'baaaaaaaaanngg!' suara letusan itu terdengar bersamaan dengan lelehan cairan hangat yang terasa di belakang kepalanya,

'itu untuk kesombongan mu, untuk semua kesalahpahaman yang melibatkan kepercayaan mereka bahwa kau adalah pewaris yang sah! kau terlalu sombong untuk anak seusia mu!'

kata-kata itu terucap oleh seorang laki-laki berambut putih, yang di saat bersamaan anak laki-laki itu terjatuh, kemudian laki-laki berambut putih itu berkata lagi

'kau tak pernah belajar dari kesalahan mu, anak kecil! kau hanya anak sampah, yang dipungut dan masuk ke dalam keluarga ini tapi sekarang segalanya akan ada di bawah kendali ku, baik-baik dan bawalah kesaksian mu ini selamanya bersamamu'

laki-laki berambut putih itu tertawa dan tersenyum tanpa belas kasihan meninggalkan anak laki-laki itu terkapar setelah mendapat stempel jempol tangannya,

bluup, suara pintu tertutup. yang tersisa di ruangan itu hanya seorang anak laki-laki yang terbaring dan masih berusaha untuk bernapas serta seorang  laki-laki berwajah kaku yang mengatakan
'kasihan sekali kau, menjadi korban yang bahkan tak mengerti mengapa kau mendapat luka itu! sungguh aku minta maaf, tapi yang harus kau ketahui adalah kejadian ini dapat terjadi bukanlah salah kami, dan hal ini adalah penghormatan terakhir kami sebagai seseorang yang jiwanya telah habis!'


ketika aku sadar, saat ini aku sedang melihat tubuhku sendiri terkapar kaku diselimuti hangatnya cairan merah kental yang mulai mengering,

lalu, aku belajar satu hal yaitu, ada orang-orang yang hanya mengharapkan hartamu bukan hatimu dengan mengatakan ini bukan hakmu dan merampas nya secara langsung atau perlahan dan membuat orang yang merebut hartanya adalah seseorang yang yang disebut tamak

No comments:

Post a Comment